...Singkong jadi Andalan Indonesia untuk Pangan, Pakan dan Energi...

Minggu, 30 November 2014

Cinta Petani terhadap Sang Singkong berbuah Penghasilan


Warianto, Petani Pecinta Singkong

30 Nov 2013 | 21:23
13858172121206297729
Sumber: Warianto sedang mempraktekkan cara mengokulasi singkong 
Adalah Warianto, seorang petani bersahaja yang sudah puluhan tahun melakukan eksperimen terhadap tanaman singkong alias ubi kayu. Saking seriusnya ia meneliti dan membudidayakan tanaman yang termasuk jenis ketela pohon ini, pada tahun 2007 ia terbang ke Samarinda, Kalimantan Timur, untuk mempelajari singkong gajah langsung dari ahlinya. Juga untuk mendapatkan bibit singkong gajah ini, yang waktu itu masih merupakan varian temuan baru. Ada pun penemu (kembali) singkong raksasa ini sejatinya adalah Profesor Ristono, peneliti asal universitas Mulawarman.
Sepulang dari Kalimantan Timur, Warianto berjaya membawa satu batang stek singkong gajah, sepanjang 30 cm, berikut satu eks buku petunjuk tehnik budidayanya. Stek itu lalu dipotong tiga, lalu ditanam dan dikembangkan.
Waktu penulis datang ke kebun singkong Warianto, ada bermacam jenis singkong yang ia tanam. Ada singkong gajah, singkong lampung, singkong Mukibat, singkong kuning, singkong roti, singkong Darul Hidayah dan lainnya. Cara penanaman singkong itu juga dilakukan dengan berbagai cara. Ada stek, okulasi, kopulasi dan stek cangkok benam.
1385820491177294843
Sumber: Ubi lampung umur 6 bulan
Beruntung, saat itu Warianto sedang memanen singkong gajahnya. Dari delapan pohon singkong umur delapan bulan yang dicabut, dihasilkan 105 kg ubi segar. Warianto menerangkan bahwa ubi yang dipanen ini sengaja tidak dipupuknya, sebagai bagian dari eksperimen. Sedangkan yang dipupuk sesuai dosis, dengan jarak tanam 1m x 1 m, satu pohon singkong gajah umur sepuluh bulan, bisa menghasilkan 20-25 kg ubi. Jika jarak tanam diperlebar menjadi 1x1,5m, maka ubi segar perpohon bisa mencapai 35 kg.
13858192661444258011
Sumber: Hasil singkong gajah umur 8 bulan
Warianto juga menerangkan bahwa ubi lampung, ubi kelanting, ubi Darul Hidayah, dan ubi roti, masih belum bisa mengalahkan produksi ubi segar dari singkong gajah. Produksi ubi gajah hanya bisa dikalahkan oleh ubi Mukibat versi Warianto. Yakni, okulasi singkong dengan batang bawah ubi gajah, dan batang atas ubi karet alias ubi bunga. Dengan cara ini, satu pohon bisa menghasilkan 40-50 kg ubi segar.
1385820640484323379
Sumber: ubi Mukibat versi Warianto, umur 4 bulan
Dari sekian banyak jenis ubi, ubi kuninglah yang paling sedikit buahnya. Satu pohon hanya menghasilkan 0,5-2 kg ubi segar saja. Namun Warianto tetap menanamnya, karena ia memang pecinta singkong.
1385820380158971357
Sumber: Ubi kuning umur 6 bulan
Sebelum pulang, Warianto menyempatkan diri memberi kursus gratis kepada penulis tentang cara terbaik mengokulasi singkong gajah dengan singkong karet.
Ternyata, ada beberapa trik khusus yang sangat penting agar okulasi berhasil, dan buahnya nanti banyak. Trik yang tak akan didapat jika dicari di dunia maya.
1385821152452624226
Sumber: cara okulasi singkong gajah
Warianto sendiri menjual bibit singkong gajah okulasi ini seharga Rp.2.500/pohon.
Pembeli harus memesan dulu jika berminat.

Sumber : http://m.kompasiana.com/post/read/612699/1/warianto-petani-pecinta-singkong.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar