...Singkong jadi Andalan Indonesia untuk Pangan, Pakan dan Energi...

Kamis, 05 April 2012

Pabrik Bioetanol Berbahan Baku Singkong Diresmikan

TENGGARONG - Pabrik bioetanol berbahan baku singkong yang merupakan program corporate social responsibility (CSR) PT Indomining, diresmikan operasionalnya oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) HM Ghufron Yusuf, Selasa (6/3) sore. Pabrik yang mampu menghasilkan 500 liter etanol per hari dengan Fuel Grade Ethanol (FGE) 99,5 persen itu terletak di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga.

\Turut hadir pada peresmian itu, Kepala Bappeda Kukar Totok Heru Subroto, Kepala Disprindagkop Asmidi, Staf Ahli Bupati Otoy Usman dan Khairil Anwar, Kabag Humas dan Protokol Dafip Haryanto, dan unsur Muspika Sangasanga serta instansi terkait.

Sementara dari PT Indomining, dihadiri Chairman Toba Group Jenderal (Purn) Luhut B Pandjaitan, mantan Menkoperekonomian era Presiden Megawati Soekarnoputri, Rizal Ramli, mantan Menlu RI Hasan Wirayuda, mantan KSAD Jenderal S Bagiyo, dan jajaran direksi PT Indomining. Untuk diketahui, PT Indomining merupakan salah satu anak perusahaan Toba Group.

Ghufron Yusuf menyebut Pemkab Kukar menyambut baik pabrik biofuel ini, sebab dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi lahan yang ada.
Pemkab juga berharap, kehadiran pabrik bioetanol berbahan baku singkong tersebut dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi warga, khususnya di Sangasanga.
“Kami meminta perusahaan agar memercayakan penanaman singkong sebagai bahan baku pabrik bioetanol ini kepada masyarakat dan bukan justru perusahaan sendiri yang mengelola pabrik hingga melakukan penanaman. Jadi, kami berharap dengan adanya pabrik ini taraf hidup masyarakat akan lebih meningkat,” katanya.

Selanjutnya, Ghufron menyampaikan terima kasih atas partisipasi investor membuka pabrik bioetanol berbahan baku singkong itu, sebab hingga saat ini masih banyak lahan yang bisa dikelola untuk penanaman singkong.

Sementara Chairman Toba Group Luhut B Pandjaitan mengatakan, pembangunan pabrik bioetanol itu merupakan satu salah program CSR PT Indomining, sebuah perusahaan tambang batu bara yang memiliki areal konsesi di Sangasanga.

“Jadi kami akan memberdayakan masyarakat melalui kelompok-kelompok tani dengan cara memberikan penyuluhan kepada mereka dalam proses penanaman singkong kemudian hasilnya akan dibeli oleh pabrik bioetanol ini,” katanya.

Hasil pengolahan singkong menjadi etanol itu, juga akan dipasarkan kepada masyarakat sekitar.
Hingga saat ini, pabrik bioetanol yang dikelola oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Indo Bio Energi milik PT Indomining baru mampu menghasilkan 500 liter etanol per hari dengan kebutuhan 3,5 ton singkong. “Kami berharap pabrik ini akan menghasilkan hingga 5.000 liter etanol per hari, sehingga dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat di Kabupaten Kukar,” sebutnya.


Singkong yang diolah tersebut, lanjut dia, menghasilkan FGE 99,5 persen. “Jika 90 persen premium dicampur 10 persen etanol, maka akan menghasilkan Pertamax Plus sehingga kami berharap produk ini akan menjadi energi alternatif pengganti BBM. Apalagi bahan bakunya sangat mudah ditemukan dan mudah tumbuh pada daerah kering,” terang Pandjaitan.

Sumber : http://singkonggajah.wordpress.com/

2 komentar:

  1. mengapa sampai saat ini pabrik bio ethanol blm beroperasi..?

    BalasHapus
  2. mau tanya gan,
    apakah semua jenis singkong gajah, nanti pasti hasil singkongnya besar besar ukurannya, atau ada perawatan khusus supaya ukurannya besar besar?
    makasih bnyk

    BalasHapus