Sabtu, 03 Januari 2015

Meningkatkan Daya Saing Singkong Indonesia : Sinhkong Saja Kok Import

IMPOR SINGKONG PELUANG EMAS BAGI MSI DAN INDONESIA

IMPOR SINGKONG PELUANG MOTIVASI MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA (MSI) DAN PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING SINGKONG INDONESIA: KUALITAS DAN KUANTITAS.


Oleh: H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA. 

 Ketua  Umum MSI NASIONAL


I. LATAR BELAKANG
1. INDONESIA IMPORTIR SINGKONG TERBESAR
Kamis 13 Desember 2012. Metrotvnews.com, Jakarta, memberitakan selama bertahun-tahun Indonesia menjadi importir singkong terbesar dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan pengamat pertanian Bustanul Arifin.

Menurut data yang dirilis oleh Thai Tapioka Trade Organization (TTTO), Indonesia mengimpor singkong dari Thailand sebesar dua juta ton. Menurut Bustanul, itu membuktikan kurangnya peran pemerintah untuk mengawasi sektor pertanian, dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri.  Padahal, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi singkong 28 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya memproduksi 26 juta ton.

Akan tetapi, menurut Bustanul, penyebab impor adalah besarnya kebutuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku singkong. Pemerintah, kata Bustanul, harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi pangan dalam negeri. Selama ini singkong hanya dihargai rendah. Pada saat panen, harga jatuh. Ini membuat para petani tidak bergairah menanam singkong.(DNI)


2. PERKEMBANGAN SINGKONG DI INDONESIA
2.1 Menurut Data BPS luas area tanaman singkong tahun 2011 tercatat 1,2 juta Ha dengan produksi 23 juta ton singkong segar setara dengan 8 juta ton chips singkong atau 6,4 juta ton tepung singkong.

2.2 Industri kecil, menengah, dan besar berbahan baku singkong terus tumbuh sampai mereka kesulitan bahan baku sudah berjalan cukup lama, terutama di Lampung dan Jawa Barat;

2.3 Singkong sebagai bahan pangan pokok alternatif mendukung diversifikasi pangan nasional telah masuk ke jajaran Kadin Indonesia, menjadi salah satu komoditas strategis pangan nasional.

2.4 Mulai 28 Febuari 2010 telah berdiri Masyarakat Singkong Indonesai (MSI)dengan Visi Singkong Sejahtera Bersama , dengan Misi Mensejahterakan petani.

2.5 Tanggal 28 Februari 2011 pada HUT MSI I di Pondok Ratna Farm Ciawi Bogor, Menteri Pertanian RI bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan program : “PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI SINGKONG TERPADU”

2.6 Tanggal 28 Febuari 2012 di Pandeglang, Banten dalam rangka hut MSI ke-2, Menteri Perindustrian RI dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan : “GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTER BERSAMA (GERNAS SSB) 2012-2016“. 

2.7 Sampai Desember 2012 telah terbentuk 25 MSI Provinsi dan 75 MSI Kabupaten/Kota yang siap melaksanakan Gernas SSB 2012-2016.

2.8 Dewan Pimpinan MSI Nasional telah mengirim surat kepada Menko Perekonomian RI dan Ketua Komisi IV DPR RI untuk :
2.8.1. Menetapkan singkong sebagai komoditas strategis pangan utama setingkat dengan padi, jagung dan kedelai
2.8.2. Tepung singkong dibebaskan dari pengenaan PPN 10% atau PPN 10% ditanggung oleh pemerintah
2.8.3. Dukungan kepada Menteri BUMN untuk mengucurkan CSR dari BUMN untuk mendukung pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 untuk memproduksi tepung singkong sebanyak :
a. Tahun 2013 memproduksi 1,2 juta ton tepung singkong
b. Tahun 2014 memproduksi 2,4 juta ton tepung singkong
c. Tahun 2015 memproduksi 4,8 juta ton tepung singkong
d. Tahun 2016 memproduksi 9,6 juta ton tepung singkong

2.9 Dewan Pimpinan Nasional MSI telah mengirim surat dan program GERNAS SSB 2013-2016 kepada menteri BUMN RI untuk mohon dukungan dana CSR dari BUMNuntuk pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016.

2.10 Berdasarkan dukungan dana CSR dari BUMN tersebut pada butir 2.9. dan perkiraan hasil pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 seperti pada butir 2.8. tersebut diatas, mulai tahun 2013-2016 Indonesia akan dapat mengurangi import gandum sekitar 20-40%. Maka akan terjadi penghematan devisa negara.

2.11 Dengan adanya import singkong yang semakin meningkat sampai mencapai sekitar 2 juta ton tahun 2012, merupakan peluang emas bagi MSI dan Pemerintah Indonesia untuk memotivasi peningkatan produksi tepung berbahan baku singkong (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf) melalui pelaksanaan program GERNAS SSB 2013-2016 diseluruh Indonesia.

2.12 Dengan berhasilnya pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 diharapkan mulai tahun 2013-2016 dan seterusnya Indonesia akan menjadi exportir tepung singkong terbesar (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf). Singkong akan menjadi pemasuk devisa bagi negara.


II. SINGKONG DAN TEPUNG SINGKONG



III. GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA (GERNAS SSB)

1. Untuk mencapai Singkong Sejahtera Bersama (SSB), maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah meluncurkan kegiatan Proyek : “ PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU “.

2. Melalui Pengembangan Klaster ini, para petani peserta Klaster dilatih mengolah singkong untuk menghasilkan produk setengah jadi ( chips, gaplek, tepung singkong , mocaf, tapioka dsb) sebagai bahan baku industri lanjutan atau industri derivatif, sehingga petani hanya menjual barang-barang setengah jadi tersebut

3. Ditargetkan tahun 2016 petani singkong di Indonesia tidak menjual singkong segar lagi dan tidak lagi mempermasalahkan “ harga singkong rendah “, tapi yang menjadi acuan petani “ harga chips singkong kering. 

4. Berdasarkan program Klaster tersebut, maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mulai tahun 2012 meluncurkan : “ GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ATAU GERNAS SSB “ , Phase I , 5 Tahun , mulai tahun 2012 -2016,dengan target :

4.1 Th. 2012 (Februari) : Sosialisasi GERNAS SSB keseluruh Kab/Kota yang telah ada MSI-nya (16 Propinsi dan 50 Kabupaten).

4.2 Tahun 2013 : Pelaksanaan Pilot Proyek di 50 Kabupaten/Kota sebanyak 150 Klaster atau 3 klaster per Kabupaten/Kota, yaitu masing-masing , 1 klaster Petani, 1 klaster buruh tani dan 1 klaster pemuda/pemudi tani . Total biaya 150 klaster a’Rp 20 Milyar/klaster = Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN) dengan melibatkan 18.000 KK petani atau 72.000 orang ( 1 KK = 4 orang, bapak, ibu dan 2 anak ). 150x300 Hax100 T=4,5 juta ton singkong segar= 1,5 juta chips singkong = 1,2 juta ton Tepung Singkong

4.3 Tahun 2014 : Pelaksanaan Proyek 300 klaster (ada penambahan 150 klaster dengan biaya tambahan Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN phase ke-2 ) di 50 Kabupaten/kota di 16 propinsi, melibatkan 36.000 KK petani atau 144.000 orang. Produksi : 300x300Hax100 Ton = 9 juta ton singkong = 3 juta ton chips Singkong = 2,4 juta ton setara tepung singkong.

4.4 Tahun 2015 : Perluasan MSI ke 17 Propinsi lainnya, sehingga menjadi 33 propinsi, dengan pelaksanaan proyek 600 Klaster , biaya dari pengembanlian CSR pase-1 , dengan melibatkan 72.000 KK petani atau 288.000 orang diseluruh Kabupaten/Kota yang telah ada MSI-nya di 33 Provinsi. Produksi : 600x300x100ton=18 juta ton singkong= 6 juta ton chips = 4,8 ton setara tepung singkong.

4.5 Tahun 2016 : Diteruskan melaksanakan 1.200 Klaster a’ 300 ha/klaster dengan melibatkan
144.000 KK atau 576.000 orang. Biaya dari pengembalian CSR pase ke-2 oleh petani peserta terdahulu.

4.6 Pada tahun 2016 tersebut akan dihasilkan singkong Darul Hidayah atau Manggu sebanyak 1.200 Klaster x 300 ha x 100 ton/ha = 36 juta ton singkong basah atau setara dengan 12 juta ton chips singkong Setara dengan 9,6 juta tong tepung singkong/Mocaf.

4.7 Apabila harga chips a’Rp 2.000/Kg, maka akan ada uang beredar sekitar Rp 24T ditambah peredaran uang dari hasil penjualan 9,6 juta ton mocaf (1 kg chips = 0,8 kg mocaf) a’ Rp 3.500/kg sekitar Rp 33,6 T. Sehingga total uang beredar pada akhir GERNAS SSB (thn 2016) akan mencapai Rp 57,6 T.

4.8 Jadi pada tahun th.2016 dana beredar di lingkup petani peserta klaster di seluruh Kabupaten/Kota di 33 Provinsi sebesar Rp 57,6 Triliyun (dari dana awal Rp 6 Triliyun) dan dapat mensejahterakan 144.000 KK petani atau 576.000 jiwa ( 1 KK petani terdiri 4 orang, ayah, ibu dan 2 anak).

Dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Singkong Sejahtera Bersama ( GERNAS SSB ) phase I, 2012-2016, maka penanganan singkong diseluruh tanah air secara profesional akan dapat mensejahterkan rakyat Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional semakin kuat. Apabila seluruhnya memproduksi mocaf akan dihasilkan 9,6 juta TON MOCAF dan sebagian dapat dicampur dengan tepung terigu sehingga dapat mengurangi impor gandum. Penghematan devisa nasional. Sisa mocaf untuk expor.

GERNAS SSB phase I, 2012-2016 dengan biaya Rp 6 Triliyun menjadi Rp 57,6 T dan secara kumulatif 2013-2016 dapat mensejahterakan 270.000 KK petani atau 1.080.000 jiwa ( 1 kk terdiri dari 4 orang : ayah, ibu dan 2 anak ). Belum termasuk multiplier effect dari bisnis singkong dan produk sampingannya (bibit, pakan ternak dan pupuk organik), diperkirakan akan mensejahterakan diatas 3 juta orang dan uang beredar akan mencapai lebih dari Rp 100 Triliyun.

Bogor, 15 Desember 2012
Masyarakat Singkong Indonesia
Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Ketua Umum
H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA


Sumber : http://masyarakatsingkongindonesia.blogspot.com/p/berita.html

1 komentar:

  1. As stated by Stanford Medical, It is in fact the SINGLE reason women in this country live 10 years more and weigh an average of 19 kilos lighter than we do.

    (And realistically, it is not about genetics or some secret-exercise and absolutely EVERYTHING to do with "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", not "WHAT"...

    TAP on this link to determine if this easy quiz can help you find out your true weight loss potential

    BalasHapus