Senin, 05 Januari 2015

IMPOR SINGKONG DAN PELUANG EMAS BAGI MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA

IMPOR SINGKONG PELUANG EMAS BAGI MSI DAN INDONESIA

IMPOR SINGKONG PELUANG MOTIVASI MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA (MSI) DAN PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING SINGKONG INDONESIA: KUALITAS DAN KUANTITAS.

Oleh: H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA. 
 Ketua  Umum MSI NASIONAL


I. LATAR BELAKANG
1. INDONESIA IMPORTIR SINGKONG TERBESAR
Kamis 13 Desember 2012. Metrotvnews.com, Jakarta, memberitakan selama bertahun-tahun Indonesia menjadi importir singkong terbesar dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan pengamat pertanian Bustanul Arifin.

Menurut data yang dirilis oleh Thai Tapioka Trade Organization (TTTO), Indonesia mengimpor singkong dari Thailand sebesar dua juta ton. Menurut Bustanul, itu membuktikan kurangnya peran pemerintah untuk mengawasi sektor pertanian, dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri.  Padahal, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi singkong 28 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya memproduksi 26 juta ton.

Akan tetapi, menurut Bustanul, penyebab impor adalah besarnya kebutuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku singkong. Pemerintah, kata Bustanul, harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi pangan dalam negeri. Selama ini singkong hanya dihargai rendah. Pada saat panen, harga jatuh. Ini membuat para petani tidak bergairah menanam singkong.(DNI)


2. PERKEMBANGAN SINGKONG DI INDONESIA
2.1 Menurut Data BPS luas area tanaman singkong tahun 2011 tercatat 1,2 juta Ha dengan produksi 23 juta ton singkong segar setara dengan 8 juta ton chips singkong atau 6,4 juta ton tepung singkong.

2.2 Industri kecil, menengah, dan besar berbahan baku singkong terus tumbuh sampai mereka kesulitan bahan baku sudah berjalan cukup lama, terutama di Lampung dan Jawa Barat;

2.3 Singkong sebagai bahan pangan pokok alternatif mendukung diversifikasi pangan nasional telah masuk ke jajaran Kadin Indonesia, menjadi salah satu komoditas strategis pangan nasional.

2.4 Mulai 28 Febuari 2010 telah berdiri Masyarakat Singkong Indonesai (MSI)dengan Visi Singkong Sejahtera Bersama , dengan Misi Mensejahterakan petani.

2.5 Tanggal 28 Februari 2011 pada HUT MSI I di Pondok Ratna Farm Ciawi Bogor, Menteri Pertanian RI bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan program : “PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI SINGKONG TERPADU”

2.6 Tanggal 28 Febuari 2012 di Pandeglang, Banten dalam rangka hut MSI ke-2, Menteri Perindustrian RI dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan : “GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTER BERSAMA (GERNAS SSB) 2012-2016“. 

2.7 Sampai Desember 2012 telah terbentuk 25 MSI Provinsi dan 75 MSI Kabupaten/Kota yang siap melaksanakan Gernas SSB 2012-2016.

2.8 Dewan Pimpinan MSI Nasional telah mengirim surat kepada Menko Perekonomian RI dan Ketua Komisi IV DPR RI untuk :
2.8.1. Menetapkan singkong sebagai komoditas strategis pangan utama setingkat dengan padi, jagung dan kedelai
2.8.2. Tepung singkong dibebaskan dari pengenaan PPN 10% atau PPN 10% ditanggung oleh pemerintah
2.8.3. Dukungan kepada Menteri BUMN untuk mengucurkan CSR dari BUMN untuk mendukung pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 untuk memproduksi tepung singkong sebanyak :
a. Tahun 2013 memproduksi 1,2 juta ton tepung singkong
b. Tahun 2014 memproduksi 2,4 juta ton tepung singkong
c. Tahun 2015 memproduksi 4,8 juta ton tepung singkong
d. Tahun 2016 memproduksi 9,6 juta ton tepung singkong

2.9 Dewan Pimpinan Nasional MSI telah mengirim surat dan program GERNAS SSB 2013-2016 kepada menteri BUMN RI untuk mohon dukungan dana CSR dari BUMNuntuk pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016.

2.10 Berdasarkan dukungan dana CSR dari BUMN tersebut pada butir 2.9. dan perkiraan hasil pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 seperti pada butir 2.8. tersebut diatas, mulai tahun 2013-2016 Indonesia akan dapat mengurangi import gandum sekitar 20-40%. Maka akan terjadi penghematan devisa negara.

2.11 Dengan adanya import singkong yang semakin meningkat sampai mencapai sekitar 2 juta ton tahun 2012, merupakan peluang emas bagi MSI dan Pemerintah Indonesia untuk memotivasi peningkatan produksi tepung berbahan baku singkong (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf) melalui pelaksanaan program GERNAS SSB 2013-2016 diseluruh Indonesia.

2.12 Dengan berhasilnya pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 diharapkan mulai tahun 2013-2016 dan seterusnya Indonesia akan menjadi exportir tepung singkong terbesar (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf). Singkong akan menjadi pemasuk devisa bagi negara.


II. SINGKONG DAN TEPUNG SINGKONG



III. GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA (GERNAS SSB)

1. Untuk mencapai Singkong Sejahtera Bersama (SSB), maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah meluncurkan kegiatan Proyek : “ PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU “.

2. Melalui Pengembangan Klaster ini, para petani peserta Klaster dilatih mengolah singkong untuk menghasilkan produk setengah jadi ( chips, gaplek, tepung singkong , mocaf, tapioka dsb) sebagai bahan baku industri lanjutan atau industri derivatif, sehingga petani hanya menjual barang-barang setengah jadi tersebut

3. Ditargetkan tahun 2016 petani singkong di Indonesia tidak menjual singkong segar lagi dan tidak lagi mempermasalahkan “ harga singkong rendah “, tapi yang menjadi acuan petani “ harga chips singkong kering. 

4. Berdasarkan program Klaster tersebut, maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mulai tahun 2012 meluncurkan : “ GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ATAU GERNAS SSB “ , Phase I , 5 Tahun , mulai tahun 2012 -2016,dengan target :

4.1 Th. 2012 (Februari) : Sosialisasi GERNAS SSB keseluruh Kab/Kota yang telah ada MSI-nya (16 Propinsi dan 50 Kabupaten).

4.2 Tahun 2013 : Pelaksanaan Pilot Proyek di 50 Kabupaten/Kota sebanyak 150 Klaster atau 3 klaster per Kabupaten/Kota, yaitu masing-masing , 1 klaster Petani, 1 klaster buruh tani dan 1 klaster pemuda/pemudi tani . Total biaya 150 klaster a’Rp 20 Milyar/klaster = Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN) dengan melibatkan 18.000 KK petani atau 72.000 orang ( 1 KK = 4 orang, bapak, ibu dan 2 anak ). 150x300 Hax100 T=4,5 juta ton singkong segar= 1,5 juta chips singkong = 1,2 juta ton Tepung Singkong

4.3 Tahun 2014 : Pelaksanaan Proyek 300 klaster (ada penambahan 150 klaster dengan biaya tambahan Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN phase ke-2 ) di 50 Kabupaten/kota di 16 propinsi, melibatkan 36.000 KK petani atau 144.000 orang. Produksi : 300x300Hax100 Ton = 9 juta ton singkong = 3 juta ton chips Singkong = 2,4 juta ton setara tepung singkong.

4.4 Tahun 2015 : Perluasan MSI ke 17 Propinsi lainnya, sehingga menjadi 33 propinsi, dengan pelaksanaan proyek 600 Klaster , biaya dari pengembanlian CSR pase-1 , dengan melibatkan 72.000 KK petani atau 288.000 orang diseluruh Kabupaten/Kota yang telah ada MSI-nya di 33 Provinsi. Produksi : 600x300x100ton=18 juta ton singkong= 6 juta ton chips = 4,8 ton setara tepung singkong.

4.5 Tahun 2016 : Diteruskan melaksanakan 1.200 Klaster a’ 300 ha/klaster dengan melibatkan
144.000 KK atau 576.000 orang. Biaya dari pengembalian CSR pase ke-2 oleh petani peserta terdahulu.

4.6 Pada tahun 2016 tersebut akan dihasilkan singkong Darul Hidayah atau Manggu sebanyak 1.200 Klaster x 300 ha x 100 ton/ha = 36 juta ton singkong basah atau setara dengan 12 juta ton chips singkong Setara dengan 9,6 juta tong tepung singkong/Mocaf.

4.7 Apabila harga chips a’Rp 2.000/Kg, maka akan ada uang beredar sekitar Rp 24T ditambah peredaran uang dari hasil penjualan 9,6 juta ton mocaf (1 kg chips = 0,8 kg mocaf) a’ Rp 3.500/kg sekitar Rp 33,6 T. Sehingga total uang beredar pada akhir GERNAS SSB (thn 2016) akan mencapai Rp 57,6 T.

4.8 Jadi pada tahun th.2016 dana beredar di lingkup petani peserta klaster di seluruh Kabupaten/Kota di 33 Provinsi sebesar Rp 57,6 Triliyun (dari dana awal Rp 6 Triliyun) dan dapat mensejahterakan 144.000 KK petani atau 576.000 jiwa ( 1 KK petani terdiri 4 orang, ayah, ibu dan 2 anak).

Dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Singkong Sejahtera Bersama ( GERNAS SSB ) phase I, 2012-2016, maka penanganan singkong diseluruh tanah air secara profesional akan dapat mensejahterkan rakyat Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional semakin kuat. Apabila seluruhnya memproduksi mocaf akan dihasilkan 9,6 juta TON MOCAF dan sebagian dapat dicampur dengan tepung terigu sehingga dapat mengurangi impor gandum. Penghematan devisa nasional. Sisa mocaf untuk expor.

GERNAS SSB phase I, 2012-2016 dengan biaya Rp 6 Triliyun menjadi Rp 57,6 T dan secara kumulatif 2013-2016 dapat mensejahterakan 270.000 KK petani atau 1.080.000 jiwa ( 1 kk terdiri dari 4 orang : ayah, ibu dan 2 anak ). Belum termasuk multiplier effect dari bisnis singkong dan produk sampingannya (bibit, pakan ternak dan pupuk organik), diperkirakan akan mensejahterakan diatas 3 juta orang dan uang beredar akan mencapai lebih dari Rp 100 Triliyun.

Bogor, 15 Desember 2012
Masyarakat Singkong Indonesia
Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Ketua Umum
H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA



Singkong Gajah




MENGENAL SINGKONG GAJAH

Singkong gajah adalah singkong farietas unggul temuan Prof. Dr. Ristono MS. Dari Kalimantan Timur yang dapat berproduksi hingga 40 kg per pohonya. Singkong gajah dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi , namun tidak dapat tumbuh baik di daerah rawa atau yang terus menerus sering tergenang air. Singkong gajah akan tumbuh baik apabila di sekitar tanaman terbebas dari gulma pengganggu / rumput liar dan tidak tenaungi tanaman lain.

Dengan pertumbuhan yang normal , pohon singkong gajah dapat mencapai tinggi  4 s/d  5 meter. Karena pohonya tinggi dan besar sebelumnya banyak orang mengira kalau singkong gajah ini adalah jenis singkong sambung / singkong karet. Saya tegaskan sekali lagi kalua singkong gajah bukanlah jenis singkong sambung / singkong karet. Jadi batangnya bisa di tanam kembali setelah panen.

Singkong gajah termasuk jenis singkong dengan kadar kandungan pati yang cukup tinggi , sehingga cocok untuk bahan baku tepung tapioka. Singkong gajah juga enak untuk di konsumsi, tidak pahit dan tidak beracun. Beberapa orang yang sudah pernah mengkonsumsinya menyatakan kalau rasa singkong gajah lebih enak dari singkong jenis lain / singkong lokal.

Tim MOCAF telah mengembangkan singkong gajah ini di lahan gambut Kalimantan Tengah dengan hasil mencapai 80-100 ton/ha. Dan saat ini sedang dikembangkan klaster olahan chips MOCAF di Palangkaraya untuk mensuplai kebutuhan bahan baku pabrik MOCAF di Palur Solo (PT. BCM).

Budidaya Singkong Sebenarya Sangat Mudah Dan Saya Yakin Seluruh Petani Sudah Tahu Cara Menanamnya ! Namun Bagi Sebagian Yang Belum Tahu , Berikut Adalah Cara Tanam & RAB Budidaya Singkong Gajah :

A. Pengolahan Lahan :

1. Apabila Di Lahan Yang Mau Kita Tanami Banyak Di Tumbuhi Rumput - Rumputan , Bisa Kita Semprot Dulu Dengan Herbisida Roundup 100 cc / Tangki 14 Liter Untuk Membasmi Rumput Sampai Ke Akar Akarnya.
Biaya Per Ha :
2 Botol Roundup x Rp.65.000 = Rp.130.000,-
3 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.180.000,-

2.Tunggu Sampai 5 Hari Biar Rumputnya Mati Terlebih Dahulu.
Selanjutnya pengolahan lahan dapat di lanjutkan dengan membuat guludan / bedengan memanjang dengan cara di cangkul atau menggunakan traktor besar , Jarak antar bedengan bisa 2 meter. [ Baiknya di dalam bedengan di isi pupuk kompos / pupuk kandang bila pembuatan bedengan menggunakan cangkul atau pupuk di tebarkan di atasnya bila menggunakan traktor.
Biaya Per Ha :
Biaya Cangkul Rp.4.000.000 / Ha
Pengadaan Pupuk Kandang Kotoran Ayam 300 Karung x Rp.8.000 = Rp.2400.000,-
Pengolahan Lahan menggunakan traktor lebih murah kurang lebih Rp.2000.000 / Ha


B. Penanaman

1. Celup beberapa detik bibit ke dalam air yang telah di campur obat pestisida starban untuk membunuh hama yang barangkali ada menempel di batang bibit. bisa juga di dalam air di tambahkan pupuk gandasil B

2. Setelah di celup Bibit singkong sudah bisa langsung di tanam di atas bedengan yg telah di buat , Kalau Jarak antar bedengan 2 meter. Jarak tanam bisa 2 x 1 meter , Sehingga populasi tanaman per ha sekitar 5.000 Pohon.
Biaya Per Ha :
4 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.240.000,-


C. Perawatan Dan Pemupukan

1.Setelah tanam , singkong yang baru berumur 1 minggu sudah bisa di beri pupuk NPK Phoska Secukupnya.
Biaya Per Ha :
2 Karung / 100 Kg Pupuk NPK Phoska = Rp.240.000,-
1 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.60.000,-

2.Umur 2 Minggu Setelah Tanam Penyemprotan Herbisida Diuron 80 WP , Untuk membunuh kecambah & Biji Gulma agar tidak tumbuh.
(Disemprotkan ke tanah , jangan sampai kena daun / tanaman singkong)
Biaya Per Ha :
1 Kg Diuron  / 1 Dus  = Rp.90.000,-
3 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.240.000,-

3. Pemupukan Ke 2 Setelah Singkong Umur 2 Bulan Dengan pupuk NPK Phoska Secukupnya.
Biaya Per Ha :
4 Karung / 200 Kg Pupuk NPK Phoska = Rp.480.000,-
2 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.120.000,-


4. Pemupukan Ke 3 Bisa Di Ulang Setelah Singkong Umur 4 Bulan Dengan pupuk NPK Phoska Secukupnya.
Biaya Per Ha :
8 Karung / 400 Kg Pupuk NPK Phoska = Rp.960.000,-
4 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.240.000,-

Singkong gajah umur 4 bulan , dengan pertumbuhan normal tinggi pohon mencapai 3 meter & daun mulai dari pangkal s/d pucuk belum ada yang rontok.

Sampai disini / umur 4 bulan pemupukan dan perawatan singkong gajah sampai panen tiba sudah tidak ada lagi , Jadi Kalau Saya Hitung Biaya Penanaman Dan Perawatan Singkong Gajah Sampai Panen Di Kisaran Rp.7.380.000,- Jika pengolahan Lahan Menggunakan Traktor  s/d Rp.9.380.000,- Jika Pengolahan Lahan Menggunakan Cangkul.

Biaya tersebut di atas belum termasuk lahan tanah & bibit , Karena saya anggap tanah adalah milik sendiri dan bibit tidak beli.
- See more at: http://www.singkonggajah.com/2014/01/cara-tanam-rab-budidaya-singkong-gajah.html#sthash.EQ3kQmGI.dpuf
Budidaya Singkong Sebenarya Sangat Mudah Dan Saya Yakin Seluruh Petani Sudah Tahu Cara Menanamnya ! Namun Bagi Sebagian Yang Belum Tahu , Berikut Adalah Cara Tanam & RAB Budidaya Singkong Gajah :


A. Pengolahan Lahan :

1. Apabila Di Lahan Yang Mau Kita Tanami Banyak Di Tumbuhi Rumput - Rumputan , Bisa Kita Semprot Dulu Dengan Herbisida Roundup 100 cc / Tangki 14 Liter Untuk Membasmi Rumput Sampai Ke Akar Akarnya.
Biaya Per Ha :
2 Botol Roundup x Rp.65.000 = Rp.130.000,-
3 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.180.000,-

2.Tunggu Sampai 5 Hari Biar Rumputnya Mati Terlebih Dahulu.
Selanjutnya pengolahan lahan dapat di lanjutkan dengan membuat guludan / bedengan memanjang dengan cara di cangkul atau menggunakan traktor besar , Jarak antar bedengan bisa 2 meter. [ Baiknya di dalam bedengan di isi pupuk kompos / pupuk kandang bila pembuatan bedengan menggunakan cangkul atau pupuk di tebarkan di atasnya bila menggunakan traktor.
Biaya Per Ha :
Biaya Cangkul Rp.4.000.000 / Ha
Pengadaan Pupuk Kandang Kotoran Ayam 300 Karung x Rp.8.000 = Rp.2400.000,-
Pengolahan Lahan menggunakan traktor lebih murah kurang lebih Rp.2000.000 / Ha


B. Penanaman

1. Celup beberapa detik bibit ke dalam air yang telah di campur obat pestisida starban untuk membunuh hama yang barangkali ada menempel di batang bibit. bisa juga di dalam air di tambahkan pupuk gandasil B

2. Setelah di celup Bibit singkong sudah bisa langsung di tanam di atas bedengan yg telah di buat , Kalau Jarak antar bedengan 2 meter. Jarak tanam bisa 2 x 1 meter , Sehingga populasi tanaman per ha sekitar 5.000 Pohon.
Biaya Per Ha :
4 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.240.000,-


C. Perawatan Dan Pemupukan

1.Setelah tanam , singkong yang baru berumur 1 minggu sudah bisa di beri pupuk NPK Phoska Secukupnya.
Biaya Per Ha :
2 Karung / 100 Kg Pupuk NPK Phoska = Rp.240.000,-
1 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.60.000,-

2.Umur 2 Minggu Setelah Tanam Penyemprotan Herbisida Diuron 80 WP , Untuk membunuh kecambah & Biji Gulma agar tidak tumbuh.
(Disemprotkan ke tanah , jangan sampai kena daun / tanaman singkong)
Biaya Per Ha :
1 Kg Diuron  / 1 Dus  = Rp.90.000,-
3 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.240.000,-

3. Pemupukan Ke 2 Setelah Singkong Umur 2 Bulan Dengan pupuk NPK Phoska Secukupnya.
Biaya Per Ha :
4 Karung / 200 Kg Pupuk NPK Phoska = Rp.480.000,-
2 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.120.000,-

4. Pemupukan Ke 3 Bisa Di Ulang Setelah Singkong Umur 4 Bulan Dengan pupuk NPK Phoska Secukupnya.
Biaya Per Ha :
8 Karung / 400 Kg Pupuk NPK Phoska = Rp.960.000,-
4 Orang Tenaga Kerja x Rp.60.000 = Rp.240.000,-

Singkong gajah umur 4 bulan , dengan pertumbuhan normal tinggi pohon mencapai 3 meter & daun mulai dari pangkal s/d pucuk belum ada yang rontok.

Sampai disini / umur 4 bulan pemupukan dan perawatan singkong gajah sampai panen tiba sudah tidak ada lagi , Jadi Kalau Saya Hitung Biaya Penanaman Dan Perawatan Singkong Gajah Sampai Panen Di Kisaran Rp.7.380.000,- Jika pengolahan Lahan Menggunakan Traktor  s/d Rp.9.380.000,- Jika Pengolahan Lahan Menggunakan Cangkul.

Biaya tersebut di atas belum termasuk lahan tanah & bibit , Karena saya anggap tanah adalah milik sendiri dan bibit tidak beli.

See more at: http://www.singkonggajah.com/2014/01/cara-tanam-rab-budidaya-singkong-gajah.html#sthash.EQ3kQmGI.dpuf

Silakan kunjungi laman tetangga www.singkonggajah.com, sebuah laman yang mengulas singkong gajah mulai budidaya sampai bisnisnya.


Sumber : http://www.tepungmocaf.com/2015/01/mengenal-singkong-gajah.html?m=1




Sabtu, 03 Januari 2015

Bibit Singkong Gajah

Bibit Singkong Gajah

Untuk mendapatkan bibit singkong gajah dan masalah pemasarannya, pak azam dapat menghubungi kami di No tlp. 08125518072. atau 081346319045

Salam Singkong Sejahterah Bersama....

Meningkatkan Daya Saing Singkong Indonesia : Sinhkong Saja Kok Import

IMPOR SINGKONG PELUANG EMAS BAGI MSI DAN INDONESIA

IMPOR SINGKONG PELUANG MOTIVASI MASYARAKAT SINGKONG INDONESIA (MSI) DAN PEMERINTAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING SINGKONG INDONESIA: KUALITAS DAN KUANTITAS.


Oleh: H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA. 

 Ketua  Umum MSI NASIONAL


I. LATAR BELAKANG
1. INDONESIA IMPORTIR SINGKONG TERBESAR
Kamis 13 Desember 2012. Metrotvnews.com, Jakarta, memberitakan selama bertahun-tahun Indonesia menjadi importir singkong terbesar dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut disampaikan pengamat pertanian Bustanul Arifin.

Menurut data yang dirilis oleh Thai Tapioka Trade Organization (TTTO), Indonesia mengimpor singkong dari Thailand sebesar dua juta ton. Menurut Bustanul, itu membuktikan kurangnya peran pemerintah untuk mengawasi sektor pertanian, dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri.  Padahal, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi singkong 28 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya memproduksi 26 juta ton.

Akan tetapi, menurut Bustanul, penyebab impor adalah besarnya kebutuhan sektor industri yang menggunakan bahan baku singkong. Pemerintah, kata Bustanul, harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi pangan dalam negeri. Selama ini singkong hanya dihargai rendah. Pada saat panen, harga jatuh. Ini membuat para petani tidak bergairah menanam singkong.(DNI)


2. PERKEMBANGAN SINGKONG DI INDONESIA
2.1 Menurut Data BPS luas area tanaman singkong tahun 2011 tercatat 1,2 juta Ha dengan produksi 23 juta ton singkong segar setara dengan 8 juta ton chips singkong atau 6,4 juta ton tepung singkong.

2.2 Industri kecil, menengah, dan besar berbahan baku singkong terus tumbuh sampai mereka kesulitan bahan baku sudah berjalan cukup lama, terutama di Lampung dan Jawa Barat;

2.3 Singkong sebagai bahan pangan pokok alternatif mendukung diversifikasi pangan nasional telah masuk ke jajaran Kadin Indonesia, menjadi salah satu komoditas strategis pangan nasional.

2.4 Mulai 28 Febuari 2010 telah berdiri Masyarakat Singkong Indonesai (MSI)dengan Visi Singkong Sejahtera Bersama , dengan Misi Mensejahterakan petani.

2.5 Tanggal 28 Februari 2011 pada HUT MSI I di Pondok Ratna Farm Ciawi Bogor, Menteri Pertanian RI bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan program : “PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI SINGKONG TERPADU”

2.6 Tanggal 28 Febuari 2012 di Pandeglang, Banten dalam rangka hut MSI ke-2, Menteri Perindustrian RI dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah mencanangkan : “GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTER BERSAMA (GERNAS SSB) 2012-2016“. 

2.7 Sampai Desember 2012 telah terbentuk 25 MSI Provinsi dan 75 MSI Kabupaten/Kota yang siap melaksanakan Gernas SSB 2012-2016.

2.8 Dewan Pimpinan MSI Nasional telah mengirim surat kepada Menko Perekonomian RI dan Ketua Komisi IV DPR RI untuk :
2.8.1. Menetapkan singkong sebagai komoditas strategis pangan utama setingkat dengan padi, jagung dan kedelai
2.8.2. Tepung singkong dibebaskan dari pengenaan PPN 10% atau PPN 10% ditanggung oleh pemerintah
2.8.3. Dukungan kepada Menteri BUMN untuk mengucurkan CSR dari BUMN untuk mendukung pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 untuk memproduksi tepung singkong sebanyak :
a. Tahun 2013 memproduksi 1,2 juta ton tepung singkong
b. Tahun 2014 memproduksi 2,4 juta ton tepung singkong
c. Tahun 2015 memproduksi 4,8 juta ton tepung singkong
d. Tahun 2016 memproduksi 9,6 juta ton tepung singkong

2.9 Dewan Pimpinan Nasional MSI telah mengirim surat dan program GERNAS SSB 2013-2016 kepada menteri BUMN RI untuk mohon dukungan dana CSR dari BUMNuntuk pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016.

2.10 Berdasarkan dukungan dana CSR dari BUMN tersebut pada butir 2.9. dan perkiraan hasil pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 seperti pada butir 2.8. tersebut diatas, mulai tahun 2013-2016 Indonesia akan dapat mengurangi import gandum sekitar 20-40%. Maka akan terjadi penghematan devisa negara.

2.11 Dengan adanya import singkong yang semakin meningkat sampai mencapai sekitar 2 juta ton tahun 2012, merupakan peluang emas bagi MSI dan Pemerintah Indonesia untuk memotivasi peningkatan produksi tepung berbahan baku singkong (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf) melalui pelaksanaan program GERNAS SSB 2013-2016 diseluruh Indonesia.

2.12 Dengan berhasilnya pelaksanaan GERNAS SSB 2013-2016 diharapkan mulai tahun 2013-2016 dan seterusnya Indonesia akan menjadi exportir tepung singkong terbesar (Tapioca Starch, Cassava Flour dan Mocaf). Singkong akan menjadi pemasuk devisa bagi negara.


II. SINGKONG DAN TEPUNG SINGKONG



III. GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA (GERNAS SSB)

1. Untuk mencapai Singkong Sejahtera Bersama (SSB), maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) telah meluncurkan kegiatan Proyek : “ PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO SINGKONG TERPADU “.

2. Melalui Pengembangan Klaster ini, para petani peserta Klaster dilatih mengolah singkong untuk menghasilkan produk setengah jadi ( chips, gaplek, tepung singkong , mocaf, tapioka dsb) sebagai bahan baku industri lanjutan atau industri derivatif, sehingga petani hanya menjual barang-barang setengah jadi tersebut

3. Ditargetkan tahun 2016 petani singkong di Indonesia tidak menjual singkong segar lagi dan tidak lagi mempermasalahkan “ harga singkong rendah “, tapi yang menjadi acuan petani “ harga chips singkong kering. 

4. Berdasarkan program Klaster tersebut, maka Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mulai tahun 2012 meluncurkan : “ GERAKAN NASIONAL SINGKONG SEJAHTERA BERSAMA ATAU GERNAS SSB “ , Phase I , 5 Tahun , mulai tahun 2012 -2016,dengan target :

4.1 Th. 2012 (Februari) : Sosialisasi GERNAS SSB keseluruh Kab/Kota yang telah ada MSI-nya (16 Propinsi dan 50 Kabupaten).

4.2 Tahun 2013 : Pelaksanaan Pilot Proyek di 50 Kabupaten/Kota sebanyak 150 Klaster atau 3 klaster per Kabupaten/Kota, yaitu masing-masing , 1 klaster Petani, 1 klaster buruh tani dan 1 klaster pemuda/pemudi tani . Total biaya 150 klaster a’Rp 20 Milyar/klaster = Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN) dengan melibatkan 18.000 KK petani atau 72.000 orang ( 1 KK = 4 orang, bapak, ibu dan 2 anak ). 150x300 Hax100 T=4,5 juta ton singkong segar= 1,5 juta chips singkong = 1,2 juta ton Tepung Singkong

4.3 Tahun 2014 : Pelaksanaan Proyek 300 klaster (ada penambahan 150 klaster dengan biaya tambahan Rp 3 Triliyun ( CSR BUMN phase ke-2 ) di 50 Kabupaten/kota di 16 propinsi, melibatkan 36.000 KK petani atau 144.000 orang. Produksi : 300x300Hax100 Ton = 9 juta ton singkong = 3 juta ton chips Singkong = 2,4 juta ton setara tepung singkong.

4.4 Tahun 2015 : Perluasan MSI ke 17 Propinsi lainnya, sehingga menjadi 33 propinsi, dengan pelaksanaan proyek 600 Klaster , biaya dari pengembanlian CSR pase-1 , dengan melibatkan 72.000 KK petani atau 288.000 orang diseluruh Kabupaten/Kota yang telah ada MSI-nya di 33 Provinsi. Produksi : 600x300x100ton=18 juta ton singkong= 6 juta ton chips = 4,8 ton setara tepung singkong.

4.5 Tahun 2016 : Diteruskan melaksanakan 1.200 Klaster a’ 300 ha/klaster dengan melibatkan
144.000 KK atau 576.000 orang. Biaya dari pengembalian CSR pase ke-2 oleh petani peserta terdahulu.

4.6 Pada tahun 2016 tersebut akan dihasilkan singkong Darul Hidayah atau Manggu sebanyak 1.200 Klaster x 300 ha x 100 ton/ha = 36 juta ton singkong basah atau setara dengan 12 juta ton chips singkong Setara dengan 9,6 juta tong tepung singkong/Mocaf.

4.7 Apabila harga chips a’Rp 2.000/Kg, maka akan ada uang beredar sekitar Rp 24T ditambah peredaran uang dari hasil penjualan 9,6 juta ton mocaf (1 kg chips = 0,8 kg mocaf) a’ Rp 3.500/kg sekitar Rp 33,6 T. Sehingga total uang beredar pada akhir GERNAS SSB (thn 2016) akan mencapai Rp 57,6 T.

4.8 Jadi pada tahun th.2016 dana beredar di lingkup petani peserta klaster di seluruh Kabupaten/Kota di 33 Provinsi sebesar Rp 57,6 Triliyun (dari dana awal Rp 6 Triliyun) dan dapat mensejahterakan 144.000 KK petani atau 576.000 jiwa ( 1 KK petani terdiri 4 orang, ayah, ibu dan 2 anak).

Dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Singkong Sejahtera Bersama ( GERNAS SSB ) phase I, 2012-2016, maka penanganan singkong diseluruh tanah air secara profesional akan dapat mensejahterkan rakyat Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional semakin kuat. Apabila seluruhnya memproduksi mocaf akan dihasilkan 9,6 juta TON MOCAF dan sebagian dapat dicampur dengan tepung terigu sehingga dapat mengurangi impor gandum. Penghematan devisa nasional. Sisa mocaf untuk expor.

GERNAS SSB phase I, 2012-2016 dengan biaya Rp 6 Triliyun menjadi Rp 57,6 T dan secara kumulatif 2013-2016 dapat mensejahterakan 270.000 KK petani atau 1.080.000 jiwa ( 1 kk terdiri dari 4 orang : ayah, ibu dan 2 anak ). Belum termasuk multiplier effect dari bisnis singkong dan produk sampingannya (bibit, pakan ternak dan pupuk organik), diperkirakan akan mensejahterakan diatas 3 juta orang dan uang beredar akan mencapai lebih dari Rp 100 Triliyun.

Bogor, 15 Desember 2012
Masyarakat Singkong Indonesia
Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
Ketua Umum
H. SUHARYO HUSEN, BSC, SE, MBA


Sumber : http://masyarakatsingkongindonesia.blogspot.com/p/berita.html

Jumat, 02 Januari 2015

DENDENG DAUN SINGKONG

Dendeng Daun Singkong

daun singkong
Dendeng menjadi ikon kuliner bangsa Indonesia. Dendeng pernah dinobatkan sebagai salah satu makanan terfavorit para wisatawan dunia. Pada umumnya, bahan utama pembuatan dendeng adalah irisan daging sapi yang diawetkan dengan cara dikeringkan atau dijemur di bawah terik matahari. Agar hasilnya tambah lezat, dendeng dibumbui dengan asam, garam, dan bumbu rempah-rempah. Untuk menyantap lezatnya menu sajian dendeng, maka harus ditebus dengan harga yang cukup mahal, apa lagi ketika harga daging sedang tinggi. Oleh karena itu, beberapa orang yang kreatif mencoba memanfaatkan kepopuleran masakan dendeng dengan menciptakan menu olahan dendeng dari bahan lain, salah satunya adalah daun singkong.

Dendeng daun singkong merupakan masakan inovatif yang memanfaatkan daun singkong sebagai pengganti daging. Sajian kreatif tersebut dapat menjadi jembatan bagi orang-orang yang ingin menikmati rasa dendeng, namun terkendala oleh larangan mengkonsumsi daging karena kolesterol atau karena harga yang tidak terjangkau. Oleh karena itu, membuat dendeng berbahan daun ubi singkong bisa menjadi salah satu alternatif usaha skala rumah tangga atau pun menu pelengkap pada usaha rumah makan. Bagaimanakah cara membuat dendeng daun singkong? Inilah resep sederhananya!
dendeng daun singkong
Cara Membuat Dendeng Daun Singkong
Alat-alat yang dibutuhkan yaitu kompor, panci, pisau, pengukus, ulekan, penumbuk, dan lain-lain.
Bahan-bahan yang dibutuhkan terdiri dari: 
  • Daun singkong muda 500gr
  • Telur ayam 3 butir
  • Tepung tapioka 100gr
  • Tepung kanji 5 sendok makan
  • Bumbu-bumbu yang terdiri atas: cabe 5-10 biji, daun jeruk 5 lembar, ketumbar 1 sdt, kencur 1 ruas, bawang merah 5 siung, gula pasir 4 sdm, bawang putih 7 siung, garam 1 sdm, dan penyedap rasa sapi secukupnya.

Proses pembuatan: 
Pertama daun singkong direbus di dalam panci agar menjadi empuk. Kemudian daun singkong tersebut ditiriskan lalu diiris tipis-tipis. Tumbuk atau giling (blender) semua bumbu. Daun singkong yang telah diiris kemudian dicampur bersama telor, tepung-tepung, bumbu, dan sedikit air. Aduk hingga adonan tercampur satu dan merata. Langkah berikutnya adalah memasukkan adonan ke dalam kantong plastik yang kemudian dikukus selama 30-40 menit. Setelah proses pengukusan, angkat dan dinginkan adonan, kemudian selanjutnya diiris tipis-tipis menyerupai daging dendeng. Langkah terakhir adalah proses pengeringan, yaitu dengan cara dijemur sekitar 3-4 hari. Dendeng pun siap untuk digoreng dan dikemas dalam plastik kedap udara.

Sumber : http://www.kerjausaha.com/2013/06/usaha-kecil-dendeng-daun-singkong.html