Selasa, 15 November 2011

Kuliner dari Singkong : TIWUL INSTAN

Trenggalek Bebas Pestisida dan Pupuk Kimia

TIWUL INSTAN YANG CEPAT SAJI

Tiwul adalah makanan tradisional yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan sejak dahulu yang bahannya dari singkong, thelo , pohong, ketela pohon (manihot utilisima). Dengan perkembangan pola fikir dan tehnologi maka, sekarang dibuat dalam bentuk instan, supaya dalam penyajian lebih cepat dan praktis.

Tiwul instan yang diproduksi oleh masyarakat pedesaan saat ini mulai menggeliat dan mempunyai prospek pasar yang menggebirakan. Walaupun scala usahanya rumah tangga tapi sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat pedesaan. Proses pembuatan yang sederhana dengan hasil produknya sudah layak untuk masuk pasar menegah keatas. Gambar adalah ibu Asmungi salah satu dari ratusan produsen pembuat tiwul instan. Dari 100 kg ketela pohon dapat menghasil tiwul instan 28 kg, dengan sekali daur selama 5 hari.







Sumber : http://jadi-tersesat.blogspot.com/2010/12/tiwul-instan-yang-diproduksi-oleh.html

Kuliner dari Singkong : Tiwul Ayu

Tiwul Ayu

Tiwul Ayu

Pernah dengar makanan bernama tiwul atau thiwul kan? Itu lho makanan tradisional Jawa atau jajanan pasar yang terbuat dari tepung gaplek, gula merah dan kelapa parut.

Nah, bagi yang belum tau tepung gaplek, saya beri tahu ya…tepung gaplek adalah tepung yang terbuat dari singkong kering, berwarna coklat dan berbeda dengan tepung kanji/tapioka yang berwarna putih itu. Bagaimana proses membuatnya, saya pun tak tahu, namun tepung gaplek ini dapat kita jumpai umumnya di desa-desa. Pada jaman sekarang ini, lebih mudah mencari tepung terigu di toko-toko dibandingkan dengan mencari tepung gaplek. Entah kenapa, popularitasnya kok semakin menurun padahal kalau sudah dibuat jajanan thiwul, rasanya mmmm uenak tenan lho.

Beberapa waktu lalu saya membongkar catatan resep almarhum ibu yang ditulis tangan, eh tiba-tiba mata ini terantuk pada resep tiwul ayu. Jadi saja teringat masa-masa ketika ibu dulu suka membuatkan kami sekeluarga kue-kue termasuk tiwul ayu ini (duh…setiap kali teringat beliau hati ini tambah rindu….). Bedanya dengan tiwul tradisional, tiwul ayu ini dibuat dari tepung terigu. Nah lho! Aneh kan? Tapi rasanya, tidak jauh berbeda dengan tiwul aslinya. Penasaran? Yuk, teman-teman ikuti step by step pembuatannya yang mudah sekali.

Bahan:

300 g tepung terigu
3 butir telur
250 g gula merah, disisir halus
3 sdm gula pasir
1 sdm soda kue
1 sdm baking powder, dicampur dalam tepung terigu
Kelapa parut, dibubuhi sedikit garam kemudian dikukus sebentar

Membuatnya:

1. Panaskan panci pengukus
2. Kocok telur bersama gula merah, gula pasir dan soda kue sampai mengental dan mengembang (dengan mikser).
3. Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit.
4. Tuang adonan dalam Loyang yang telah diolesi minyak goreng, kemudian dialasi kertas roti, diolesi lagi dengan minyak goreng dan ditaburi tepung terigu.
5. Kukus selama kira-kira 45 menit. Lalu angkat.
6. Setelah dingin, baru dipotong-potong.
7. Sajikan bersama taburan kelapa parut.

Sumber : http://sarianing.wordpress.com/2011/10/17/tiwul-ayu/

Thiwul Heboh Instant

Tersedia Pilihan Rasa :
Gula Merah Rp. 7.500,-
Instant (Original) Rp. 7.000,-
Pandan Rp. 7.500,-
Tawar Rp. 7.500,-

Sumber : http://kerupukikan-ainie.blogspot.com/2011/04/blog-post_3350.html

KULINER DARI SINGKONG

MAKANAN OLAHAN TRADISIONAL DARI SINGKONG

SINGKONG dikenal juga dengan nama Cassava, Ubi Kayu, Ketela Pohon, Telo Puhung atau Telo Jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Bahkan kulit ubinya dapat dibuat kripik kulit singkong yang gurih dan renyah.
Jenis singkong Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua varitas M. esculenta dapat dibudidayakan.

Produksi singkong dunia diperkirakan mencapai 184 juta ton pada tahun 2002. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.

Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810[1], setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.

Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka.

Kadar gizi

Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
•Kalori 146 kal
•Air 62,50 gram
•Fosfor 40,00 gram
•Karbohidrat 34,00 gram
•Kalsium 33,00 miligram
•Vitamin C 0,00 miligram
•Protein 1,20 gram
•Besi 0,70 miligram
•Lemak 0,30 gram
•Vitamin B1 0,01 miligram[2]

KULINER DARI SINGKONG
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai maam masakan.
1.Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan.
2.Digoreng dengan diberi bumbu sehingga gurih dan renyah.
3.Dibuat kripik singkong terkenal dengan nama Criping, dapat dibuat dengan rasa gurih maupun pedas dengan sambal baladonya.
4.Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.
5.Kulit singkong dapat dibuat kripik kulit singkong yang gurih.

Selain diolah dengan metode di atas singkong dapat diolah sebagai salah satu pilihan kuliner yang lezat dan tentu saja asli Indonesia. Singkong tersebut dapat dapat diolah menjadi:

1.Tiwul/Thiwul
Makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul) dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari.
Tiwul dibuat dari tepung gaplek. Gaplek yang akan dibuat tiwul harus gaplek yang berwarna putih, kalau banyak warna hitamnya akibat pengeringan yang tidak sempurna lebih baik dibuat gatot saja.
Gatot sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang

2.Gatot
Dibuat dari gaplek yang berwarna putih dan hitam. Untuk mendapatkan gatot yang berkualitas dengan warna hitam yang merupakan warna khas gatot dilakukan dengan cara gaplek dihujan-hujankan. Setelah dicuci bersih gaplek dipotong-potong kecil kemudian dikukus. Setelah matang gaplek sudah menjadi gatot dan siap disajikan bersama parutan kelapa dan gula jawa.





3.Cenil
Dibuat dari campuran parutan singkong, agar-agar bubuk, air, gula pasir, santan dan garam. Aduk rata menggunakan tangan kemudian dikukus. Cenil disajikan dengan menaburkan parutan kelapa di atasnya.








4.Growol
Terbuat dari singkong yang diiris kecil-kecil kemudian direndam selama tiga hari dengan penggantian air setiap hari agar tidak “kecut” (asam). Kemudian ditiriskan dan dihancurkan sebelum akhirnya dikukus.








5.Gethuk

Kukus singkong dalam dandang yang telah dipanaskan hingga matang, angkat. Keluarkan dari dandang, haluskan bisa pakai mesin giling, campurkan gula pasir dan garam, aduk rata.Taruh di loyang yang dialas daun pisang, tipiskan hingga 1 1/2 cm, dinginkan, potong (2 x 2) cm. Campur kelapa muda dengan garam hingga rata, tambahkan daum pandan, kukus hingga matang. Sajikan gethuk singkong dengan kelapa muda dan gula pasir. Untuk mendapatkan aneka rasa dapat dicampur dengan bubuk coklat atau strawberry.

Bagi Anda yang tertarik untuk mencicipi kuliner ini, Anda dapat berkunjung ke kota Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk Tiwul dan Gatot Anda dapat menemukan di pasar-pasar Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, sedangkan Growol dapat diperoleh di pasar Wates Kabupaten Kulon Progo. Untuk Cenil dapat Anda peroleh di pasar Sewon Bantul atau pasar Balangan Sleman. Sedangkan untuk Gethuknya Anda dapat memperoleh di pasar Muntilan atau Magelang.

Jika Anda tidak punya waktu yang cukup untuk menikmati kuliner yang istimewa tersebut, Anda dapat mencoba mencari di pasar Balangan atau pasar Godean yang terletak di Kabupaten Sleman. Anda dapat menikmati kuliner asli Jawa tersebut sambil menikmati panorama alam pedesaan yang asri. Perlu diketahui Growol, Cenil, Tiwul dan Gatot hanya dapat Anda peroleh di pasar-pasar tradisional di Yogyakartam sedangkan untuk Gethuk dapat diperoleh di kota Yogyakarta maupun kota-kota di Jawa Tengah. Namun jika Anda ingin menikmati Gethuk yang paling istimewa hanya akan Anda dapatkan di kota Muntilan dan Magelang.

Dari Stasiun Tugu dapat ditempuh kurang lebih 30 menit ke arah barat kota Yogyakarta. Rutenya adalah Stasiun Tugu, Pingit, Jati Kencana, Godean, Seyegan dan Ngaran, Balangan.

Sumber : http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/06/singkong.html